Jakarta – Valorant geram dengan tingkah para pemainnya yang toxic. Mereka meminta supaya gamer yang memiliki perilaku tak terpuji itu pindah main yang lain saja.
“Tidak ada ruang di komunitas kami untuk perilaku yang paling buruk dan kami tidak akan berkompromi dalam hal ini. Jika Anda perlu membuat pernyataan yang benar-benar jahat dengan kedok omong kosong biasa untuk menikmati permainan, silakan mainkan yang lain. Kami tidak akan merindukanmu,” kata SVP dan Produser Eksekutif Valorant Anna Donlon, dilansir detikINET dari Kotaku, Rabu (5/6/2024).
Pernyataan tersebut berangkat dari keresahan Donlon, terkait beberapa kasus pelecehan yang terjadi di Valorant. Seperti klip yang belum lama ini viral di media sosial, soal pelecehan yang dialami seorang wanita melalui fitur voice chat.
Donlon mengaku, terlepas dari upaya Riot Games, sistem yang ada saat ini memang memerlukan perhatian lebih, penyesuaian, dan juga peningkatan. Jadi ia menyampaikan masih perlu dilakukan secara manual atau bergantung dari laporan pemain.
Menurutnya banyak orang yang toxic, karena hanya ingin melampiaskan kesialan atau kekesalan mereka di kehidupan nyata. Donlon menambahkan, bisa jadi juga karena kebencian mereka terhadap orang asing, sehingga mendorong pemain-pemain ini mengumpat melalui game yang dimainkan.
Oleh sebab itu, ia menguraikan bagaimana Riot Games akan bertindak ke depannya. Timnya juga akan memperbarui sistem yang sudah ada untuk memerangi pelecehan dengan lebih baik antara lain:
Memperbarui kebijakan dalam 30 hari ke depan, dengan mempertimbangkan hukuman yang lebih berat kepada pelaku.
Penetapan hukuman dan penalti baru termasuk pemblokiran terhadap perangkat keras yang digunakan pemain.
Memperkuat tim untuk meninjau laporan pemain secara manual.
Memperluas peluncuran sistem evaluasi voice chat Riot ke berbagai wilayah.
Melakukan satu kali peninjauan terhadap pelanggar sebelum akhirnya diberikan hukuman yang sesuai.
Donlon berharap langkah-langkah ini akan membantu pemain merasa lebih aman saat bermain Valorant.